Talenta Berkualitas Kunci Pertumbuhan Industri Fintech Inklusif dan Berkelanjutan
JAKARTA, 24 Februari 2022 – Didorong perkembangan pesat inovasi dan tren konsolidasi bisnis dalam industri fintech Indonesia, kebutuhan talenta berkualitas yang kompeten memanfaatkan teknologi digital semakin mendefinisikan persaingan antarplatform. Melalui fokus pada pengembangan keterampilan digital demi pemulihan ekonomi, Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehesif Indonesia-Australia (IA-CEPA) menyediakan peluang untuk memperkecil jurang keterampilan digital yang kini makin menjadi kebutuhan pelaku industri fintech.
Dalam sebuah diskusi bertemakan ‘Fintech Skills for the Future’ yang diselenggarakan oleh Program Kerjasama Ekonomi IA-CEPA Katalis di Jakarta pada Kamis (24/2), sejumlah pakar industri dari Indonesia dan Australia sepakat perlu perhatian khusus untuk mengembangkan talenta lokal, terutama terkait machine learning, deep learning, kecerdasan buatan, keamanan siber, programming, dan soft skills, seperti misalnya problem solving dan pemikiran kritis.
Saat memberikan Keynote Speech, Direktur Eksekutif Grup Inovasi Keuangan Digital Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Triyono Gani menilai pengembangan talenta fintech yang diperkirakan mencapai kebutuhan sekitar sembilan juta talenta digital selama 2015-2030, sangat diperlukan dalam optimalisasi peran digitalisasi sebagai katalisator pendukung ekonomi dan inklusi keuangan dalam mengatasi diskoneksi, kelambatan, dan inefisiensi. Terlebih perkembangan sektor fintech di Indonesia akan terus berlanjut dan semakin meluas, dan pengembangan Fintech talent bersama Stakeholders merupakan salah satu langkah proaktif OJK dalam menciptakan ekosistem yang mewujudkan Indonesia menjadi pemimpin dalam industri fintech di kawasan Asia Tenggara.
Sesuai Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehesif Indonesia-Australia, kedua negara sedang menjajaki peluang kolaborasi terkait keterampilan sebagai bagian dari strategi pemulihan berkelanjutan, di mana ekonomi digital, termasuk didalamnya sektor fintech, merupakan salah satu prioritas.
“Dari apa yang kami amati selama pandemi, sektor fintech di Indonesia terus menunjukkan ketangguhan dan adaptabilitas. Kami juga melihat dalam sektor ini komplementaritas dengan Australia, yang memiliki kemampuan tinggi terkait layanan keuangan dan inovasi teknologi. Dengan bekerja sama, kami ingin menciptakan keterampilan tinggi dan berkontribusi terhadap pertumbuhan inklusif dan berkelanjutan,” kata Paul Bartlett, Direktur IA-CEPA ECP Katalis.
Pembicara dalam diskusi ‘Fintech Skills for the Future’ antara lain adalah Wakil Ketua I Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) Karaniya Dharmasaputra, Trade and Investment Commissioner Austrade Indonesia Lauren Adams, investor fintech Australia Stuart Stoyan, Konsultan Asian Development Bank Institute Eric A. Sugandi, Pengajar Teknologi Informasi Melbourne Polytechnic Dr. Fahri Benli PhD, Manajer Human Resources Bibit and Stockbit.id Jhohanes Silalahi, dan Direktur Eksekutif Indonesia Services Dialogue Council Devi Ariyani.