Potensi kekuatan besar
Indonesia dan Australia saling menawarkan area-area pengembangan kepentingan bersama yang belum dimanfaatkan.
Hubungan perdagangan dan investasi antara Indonesia dan Australia sudah kuat, namun ini masih dapat ditingkatkan. Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA) menciptakan peluang baru dan menarik bagi bisnis di kedua negara untuk membangun hubungan bilateral dan memperluas pasar. Katalis didirikan berdasarkan Perjanjian tersebut guna mendukung dan mengembangkan bisnis dalam memanfaatkan peluang tersebut. Berikut adalah gambaran dari beberapa area kemitraan dan pertumbuhan kelompok besar ini.
INDONESIA
Dengan jumlah penduduk lebih dari 270 juta, Indonesia adalah negara terbesar keempat di dunia dan ekonomi terbesar di Asia Tenggara. Indonesia didominasi populasi muda: separuh penduduknya berusia di bawah 30 tahun. PDB tahunannya lebih dari US$ 1 triliun, dua kali lipat dari Thailand, tiga kali lipat dari Malaysia, dan empat kali lipat dari Vietnam. Terlepas dari dampak COVID-19, Indonesia secara luas diperkirakan akan menjadi salah satu dari 10 negara dengan ekonomi terbesar di dunia pada tahun 2030.
Sebelum pandemi COVID-19, ekonomi Indonesia tumbuh dengan kecepatan stabil sebesar 5% per tahun. Selama satu dekade terakhir, pendapatan per kapitanya meningkat dua kali lipat dalam dolar AS, dan saat ini Indonesia adalah rumah bagi populasi berpenghasilan menengah aspiratif besar yang uangnya dibelanjakan untuk barang dan jasa internasional. Faktanya, konsumen Indonesia membelanjakan setara US$ 650 miliar setahun. Banyak orang Indonesia bepergian ke luar negeri untuk liburan dan melanjutkan pendidikan, dan Australia menjadi tujuan nomor satu untuk pendidikan tinggi.
Secara historis, perekonomian Indonesia berpusat pada sumber daya alamnya yang melimpah seperti, minyak, gas, batu bara, dan minyak sawit. Namun ini perlahan berubah. Beberapa tahun terakhir telah terlihat pertumbuhan generasi baru perusahaan teknologi Indonesia yang bernilai lebih dari US$ 1 miliar. Sektor otomotif, misalnya, juga berkembang pesat dan mendorong pertumbuhan pasar kendaraan listrik yang pesat. Pemerintah sangat ingin menarik investasi dengan mengumumkan sekitar 245 “sektor prioritas” yang mencakup segala bidang, mulai dari pertanian hingga elektronik dan farmasi.
COVID-19 telah merusak ambisi pembangunan Indonesia. Di sisi lain, guncangan ekonomi juga mendorong pemerintah ke arah reformasi pro-pasar yang bertujuan untuk melakukan pemulihan secara cepat. Perundang-undangan tahun lalu menghapus “Daftar Negatif Investasi” (DNI) yang membatasi investasi asing pada sebagian besar sektor ekonomi sejak diperkenalkan pada tahun 1987. Investor asing sekarang bebas untuk memasuki lebih banyak sektor ekonomi. Ada juga perubahan signifikan pada perizinan dan undang-undang ketenagakerjaan yang mempermudah dalam memulai dan menjalankan usaha. Juga ada rencana untuk reformasi lebih lanjut lainnya.
AUSTRALIA
Australia adalah Negara maju berpendapatan tinggi. Sebelum COVID-19, Negara ini telah bebas dari resesi selama hampir 30 tahun dan tingkat pertumbuhannya lebih stabil daripada negara-negara G7 lainnya. Sejak resesi terakhir pada tahun 1991, ekonomi Australia telah berkembang tiga kali lebih besar daripada Jerman.
Jasa mendominasi perekonomian Australia. Sektor ini menyumbang sekitar 80% dari produk domestik bruto. Australia juga salah satu Negara yang memimpin dalam sektor pendidikan tinggi. Pada tahun 2019, sekolah, perguruan tinggi, dan universitas Australia menarik minat hampir 1 juta siswa luar negeri yang sebagian besar berasal dari Tiongkok dan India. Tujuh universitas Australia masuk ke dalam peringkat 100 teratas dunia. Sektor jasa keuangannya juga kuat. Australia mengelola kumpulan dana pensiun terbesar keempat di dunia — menjadikannya sebagai contoh negara yang berkinerja tinggi melebihi jumlah populasinya.
Australia adalah produsen utama produk pertanian dan pengekspor ternak dan gandum dalam jumlah besar. Australia juga merupakan pengekspor sumber daya penting, terutama batu bara dan bijih besi. Di pasar domestik, investasi dalam energi terbarukan yang bersih seperti, tenaga surya dan angin, juga terus meningkat.