• Informasi Aksesibilitas
  • EN
  • ID
IA-CEPA ECP Katalis IA-CEPA ECP Katalis
  • Tentang Kami
    • Tentang Katalis
    • Tentang IA-CEPA
  • Kegiatan
    • Sedang Berlangsung
    • Terselesaikan
  • Peluang Bisnis
  • Ruang Berita
    • Catatan
    • Siaran Pers
    • Acara
    • The Katalis Podcast
    • Publikasi
    • Sambutan dari Menteri
  • Lowongan
    • Lowongan Individu
    • Peluang Konsultan
  • Kirim Ide Anda
the bussiness case for disability pepople
  • Catatan
  • 9 Agustus 2021

Penyandang Disabilitas dan Bisnis Inklusif

Banyak penyandang disabilitas memiliki kemampuan yang belum tergali optimal. Dari perspektif industri, menggandeng penyandang disabilitas akan berkontribusi terhadap keragaman dan kreativitas yang lebih tinggi dalam dunia kerja, dan merupakan tawaran bisnis yang menarik. Dalam blog ini, Penasihat GESI Katalis Yulia Immajati mengajak lebih banyak perusahaan dari sektor swasta untuk lebih berani merangkul konsep inklusi.

Berbagai literatur tentang aksesibilitas mengingatkan tentang hal-hal sensitif, atau bahkan ketidakpastian, mengenai penyandang  difabel atau orang dengan kemampuan berbeda, atau yang secara internasional dikenal dengan para penyandang disabilitas. Ada banyak institusi yang mengeluarkan petunjuk mengenai cara komunikasi yang tepat menyangkut kaum disabilitas. Meski ada perbedaan di sana-sini, semuanya setuju bahwa fokus semestinya ada pada kemampuan mereka, bukan ketidakmampuan.

Memang benar, penyandang disabilitas punya kemampuan yang menjadikan mereka sumber keterampilan dan talenta yang belum tergali. Dari perspektif industri, mengikutsertakan mereka sebagai tenaga kerja akan mendukung keragaman dan kreativitas, serta merupakan strategi bisnis yang baik.

Mari kita mulai dengan melihat contoh di bidang ekonomi kreatif seni.

Musik klasik dikenal sebagai budaya kelas atas, dikaitkan dengan tradisi panjang dan seperti layaknya seni rupa, dianggap bernilai tinggi dan penting. Para penggemar musik klasik tentu menikmati kontribusi komposer dan pianis Jerman awal abad ke-19 Ludwig van Beethoven, yang walaupun memiliki masalah pendengaran (bahkan belakangan kehilangan kemampuan mendengar), mampu menulis karya musik yang hebat, termasuk karyanya yang terkenal Symphony No. 5.

Disebut salah satu seniman terbaik dalam generasi ini, Andrea Bocelli adalah penyanyi tenor paling terkenal di dunia dan merupakan seniman terlaris yang secara unik menggabungkan musik opera dan pop, dan memiliki nilai bersih 100 juta dolar. Ia juga memiliki gangguan penglihatan, dan telah didiagnosa dengan congenital glaucoma sejak usia lima bulan.

Ada banyak lagi contoh seniman hebat dari kalangan penyandang disabilitas, dari penyanyi dan pengarang lagu Stevie Wonder sampai pelukis Meksiko Frida Kahlo. Di kawasan ini, pelukis kontemporer Michelle Teear secara cemerlang merayakan semangat serta karakter lanskap dan masyarakat Australia melalui karya-karyanya. Seniman visual Indonesia Hana Alfikih terkenal melalui lukisan-lukisannya yang memvisualisasi bipolar disorder yang diteritanya. Studio A di Sydney atau Dramaturgi Skizoferni di Jakarta merupakan contoh bagus beberapa langkah menuju ekonomi kreatif yang inklusif.

Statistik global menunjukkan peningkatan populasi penyandang disabilitas. Menurut WHO, saat ini jumlah kaum disabilitas lebih dari satu miliar, dan 20 persen di antara mereka memerlukan alat bantu atau bantuan dari orang lain. Lebih lanjut, UNICEF mencatat bahwa 1 dari 10 anak di dunia memiliki disabilitas dan bahwa kemungkinan mereka tidak menikmati pendidikan sekolah 49 persen lebih tinggi. Situasinya makin parah terkait populasi paling rentan, terutama perempuan.

Di Indonesia, prevalensi disabilitas meningkat tajam sejak tahun 2009, dengan lebih banyak kasus di kalangan perempuan baik di kawasan urban maupun pedesaan (UN 2016). Hampir separuh penyandang disabilitas tercatat sebagai pekerja. Menurut Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Indonesia, di antara mereka ada sekitar 2.4 juta orang yang mengalami ASD (autism spectrum disorder), dengan penambahan 500 kasus baru per tahun.

Angka-angka di atas merujuk perlunya sejumlah prioritas.

Mengadopsi kebijakan dan praktik yang mendukung secara menyeluruh. Apapun industrinya, kebijakan dan praktik perusahaan perlu menjamin akses dan sumber daya untuk mendukung penyandang disabilitas dalam menjalankan tugas. Ini memerlukan komitmen kuat dari pemimpin bisnis untuk mengubah kebijakan menjadi aksi. Dialog publik-swasta untuk kebijakan yang mendukung juga akan membantu.

Menciptakan akses dan peluang yang saling menguntungkan. Dengan melihat potensi kaum disabilitas sebagai segmen pasar, ada kebutuhan yang meningkat untuk mengintegrasikan teknologi penunjang dalam keseharian, seperti pada berbagai platform digital. Ketersediaan produk penunjang berkualitas tinggi masih rendah, dan masih bergantung pada impor. Katalis berminat untuk mengidentifikasi peluang bekerja sama dengan usaha rantai pasok, dengan dukungan pemerintah Australia dan Indonesia, untuk memperbaiki akses ke produk penunjang dengan harga terjangkau.

Meningkatkan jumlah pendidik dan pelatih dengan latar belakang pendidikan inklusif. Mengingat tingginya tingkat pengangguran dan kemungkinan anak usia sekolah tidak mengenyam pendidikan, penyediaan materi, baik keterampilan maupun pendidikan reguler, akan meningkatkan kualitas tenaga kerja. Dari perspektif kesehatan, pendidikan inklusif sering direkomendasikan sebagai bagian terapi fundamental bagi anak dengan autisme.  Karenanya, peningkatan jumlah pengajar dan pelatih yang berkapasitas memberikan pendidikan inklusif, dan sensitif terhadap kebutuhan yang berbeda antara anak perempuan dan laki-laki, merupakan langkah strategis.

Mendukung infrastruktur fisik. Penelitian menunjukkan, infrastruktur fisik yang ramah anak terkait dengan tingginya pendaftaran, kehadiran, dan kelulusan anak, bahkan pencapaian akademis. Selain meningkatkan keterampilan pengajar dan pelatih, institusi juga perlu menjamin fasilitas pendidikan yang menunjang bagi anak dengan disabilitas. Begitupun dengan fasilitas penitipan anak dan panti wreda.

Tulisan Terkait:

  • Indonesia TVET Blog
    Melirik Indonesia 7 November 2022
  • Dampak IA CEPA pada Bisnis di Indonesia dan Australia
    Dampak IA-CEPA pada Bisnis di Indonesia dan Australia 2 Agustus 2022
  • Web Scholarship 2022 900x580 ID
    Beasiswa Studi Singkat “Perdagangan Internasional Australia-Indonesia” 27 April 2022
  • Early Impact
    Dampak awal: Katalis mendukung perempuan dalam kepemimpinan dalam industri perdagangan 25 April 2022
IA-CEPA ECP Katalis

Tujuan kami adalah memaksimalkan manfaat-manfaat IA-CEPA yaitu, perdagangan dan investasi dua arah, peningkatan akses pasar serta peningkatan pertumbuhan ekonomi yang saling menguntungkan dan inklusif bagi kedua negara.

Tautan Lain

  • Hubungi Kami
  • FAQ
  • GEDSI Toolkit
  • Kebijakan Privasi
  • Kebijakan Cookie
  • Kebijakan Aksesibilitas
  • Peta Situs

Berlangganan newsletter

Loading
© Copyright IA-CEPA ECP Katalis
The website uses cookies to ensure you get the best experience on our website. Selengkapnya
Accept all
Manage consent

Privacy Overview

This website uses cookies to improve your experience while you navigate through the website. Out of these, the cookies that are categorized as necessary are stored on your browser as they are essential for the working of basic functionalities of the website. We also use third-party cookies that help us analyze and understand how you use this website. These cookies will be stored in your browser only with your consent. You also have the option to opt-out of these cookies. But opting out of some of these cookies may affect your browsing experience.
SAVE & ACCEPT