Keterampilan TVET (Pendidikan dan Pelatihan Teknis dan Kejuruan) Australia untuk Industri Manufaktur Indonesia
Oleh: Clarice Campbell, Skills Lead Adviser Katalis
Penyedia Pendidikan dan Pelatihan Teknis Kejuruan (TVET) Australia berpeluang besar untuk memberikan pelatihan kepada tenaga kerja manufaktur Indonesia.
Pintu-pintu terbuka lebar bagi sektor manufaktur Indonesia di manapun untuk bekerja sama dengan para penyedia Pendidikan dan Pelatihan Teknis dan Kejuruan (TVET) dan menjadi bagian dari pertumbuhan sektor tersebut.
Indonesia kini masuk 10 besar ekonomi manufaktur dunia, setelah Meksiko, Rusia, Türkiye, dan Brazil. Pada tahun 2022, Indonesia berkontribusi sebesar 1.5 persen untuk output manufaktur global di mana sektor manufaktur menyumbang 18 persen untuk PDB Indonesia, hampir senilai AUD 360 miliar.
Sektor manufaktur mempekerjakan 19 juta orang di seluruh Indonesia. Ini merupakan sektor penyumbang lapangan kerja terbesar kedua untuk lulusan sekolah menengah kejuruan, terbesar ketiga untuk lulusan diploma, dan terbesar keempat untuk lulusan universitas.
Seiring pertumbuhan dan modernisasi sektor manufaktur Indonesia, dan banyak industri baru bermunculan, angkatan kerja manufaktur sangat membutuhkan pelatihan guna memenuhi tuntutan global. Penyedia pelatihan TVET Australia dinilai tepat untuk menjawab kebutuhan tersebut.
Peraturan dan tarif yang kompleks di masa lalu mengindikasikan hubungan manufaktur Indonesia dan Australia saat ini berada di level sedang. Tetapi perjanjian perdagangan IA-CEPA 2020 telah mengubah permainan. Saat ini, lebih dari 99 persen ekspor barang Australia berdasarkan nilai dapat masuk ke Indonesia bebas bea atau berada di bawah pengaturan preferensial yang ditingkatkan secara signifikan. Demikian pula, tarif Australia untuk sebagian besar ekspor barang Indonesia telah dihapuskan.
Sejak saat itu, perdagangan antara kedua negara terus berkembang dan tumbuh seiring Indonesia dan Australia menjajaki berbagai peluang baru di bidang manufaktur maju dan industri terkait. Indonesia juga mengalami peningkatan investasi masuk, dengan nilai sebesar AUD 65 miliar tahun lalu, menurut dewan perdagangan Indonesia. Investasi ini juga menyasar produk dengan teknologi lebih intensif dan bernilai tambah, termasuk di pengolahan mineral.
Meski demikian, tenaga kerja manufaktur Indonesia tetap membutuhkan dukungan untuk siap menyongsong tantangan tersebut.
Katalis baru-baru ini bekerja sama dengan Equity Economics untuk menganalisis dasbor pasar tenaga kerja Prospera, yang menelusuri iklan lowongan kerja Indonesia secara real time, dalam rangka memahami keterampilan apa yang paling dibutuhkan industri manufaktur Indonesia.
Kami mengkaji daftar pekerjaan manufaktur umum selama 18 bulan terakhir yang dibedakan menurut bahasa, yaitu Inggris atau Indonesia, dan menganalisis keterampilan yang diperlukan menurut European Dictionary of Skill and Competences (DISCO). Hal ini membantu kami melihat posisi pekerjaan secara lebih jauh dan keterampilan inti apa yang dibutuhkan oleh industri manufaktur Indonesia.
Lalu, apa saja temuan dari kajian tersebut?
Pertama, keterampilan bahasa asing, terutama Bahasa Inggris di tempat kerja, menjadi kunci membuka peluang karir lanjutan di industri manufaktur. Iklan lowongan pekerjaan dalam Bahasa Inggris rata-rata menawarkan gaji 50 persen lebih tinggi daripada tawaran iklan lowongan kerja berbahasa Indonesia. Pekerjaan yang diiklankan dalam Bahasa Inggris juga lebih membutuhkan keterampilan berpikir analitis di mana menjadi indikasi bahwa sektor manufaktur Indonesia bersedia membayar lebih untuk pekerja yang memiliki kecakapan memecahkan masalah. Pekerjaan yang diiklankan dalam Bahasa Inggris juga cenderung mencari orang dengan keterampilan memimpin, kerja tim, MS Office dan Excel, serta orientasi pelanggan.
Kedua, kami menemukan bahwa keterampilan-keterampilan khusus pekerjaan yang paling dicari adalah teknik, manajemen produksi, manajemen proyek dan mutu, serta manajemen bisnis dan penjualan. Namun, terdapat juga kepentingan relatif yang berbeda-beda untuk setiap keterampilan di berbagai daerah di Indonesia.
Temuan-temuan tersebut mengungkap peluang yang ada bagi para penyedia TVET Australia untuk bekerja sama dengan industri manufaktur Indonesia guna membangun keterampilan yang dibutuhkan tenaga kerja industri manufaktur. Banyak keterampilan yang dicari oleh industri yang selaras dengan kemampuan dan spesialisasi penyedia TVET Australia. Penyedia TVET Australia juga memegang posisi lebih kuat untuk menyediakan pelatihan kemampuan Bahasa Inggris di tempat kerja.
Fokus pada keterampilan Bahasa Inggris dan keterampilan terkini menunjukkan bahwa manufaktur Indonesia paham bahwa industri perlu membangun keterampilan tenaga kerja mereka untuk bersaing dalam ekonomi global. Pertukaran Keterampilan Indonesia-Australia dapat menjadi solusi untuk hal ini, yaitu dengan membuka akses bagi para penyedia TVET Australia ke pasar Indonesia yang berkembang pesat, dan memberikan pelatihan keterampilan Australia berkualitas tinggi langsung ke industri Indonesia.
Ikhtisar lengkap tentang tren terkini dalam keterampilan yang dibutuhkan di industri manufaktur Indonesia dapat dilihat dalam Wawasan Pasar Katalis secara lengkap di sini: https://iacepa-katalis.org/publications/katalis-market-insight/
Informasi lebih lanjut, hubungi clarice.campbell@iacepa-katalis.org atau kunjungi https://www.iaskills.org/