Investasi cerdas melalui kesetaraan gender dan inklusi sosial
Dengan beralih dari ekonomi yang didorong oleh sumber daya, upah rendah, dan modal, menuju pertumbuhan didorong produktivitas tinggi dan inovasi, Indonesia meraih kemajuan pesat menuju Visi Indonesia 2045 untuk menjadi negara berpenghasilan tinggi. Sejalan dengan Pilar Pertumbuhan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Kemajuan Sains dan Teknologi, partisipasi tenaga kerja perempuan ditargetkan naik dari 49 persen di tahun 2015 menjadi 65 persen pada tahun 2045.
Katalis berkomitmen untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut, tidak hanya melalui peningkatan keterampilan tenaga kerja, namun juga dengan mewujudkan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi inklusif sebagaimana tertuang dalam Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA). Di setiap lini kerja Katalis, kesetaraan gender dan inklusi sosial (GESI) diarusutamakan sebagai sarana untuk memberikan akses dan peluang yang lebih besar bagi semua orang. Penasihat GESI Katalis Yulia Immajati berbagi pemikirannya tentang peran Katalis dan sektor bisnis dapat bahu-membahu mewujudkan kesetaraan gender dan inklusi sosial.
Mengapa isu kesetaraan gender dan inklusi sosial penting?
Kesetaraan gender dan inklusi sosial sangat penting karena dua alasan mendasar.
Pertama, berpartisipasi dalam dan merasakan manfaat dari pembangunan dan ekonomi adalah hak dasar bagi semua orang, tanpa memandang latar belakang sosial budaya, sosial ekonomi dan sosial politik. Hal ini secara jelas tertulis dalam konvensi internasional seperti Deklarasi Umum Hak Asasi Manusia dan Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi, yang didukung secara aktif oleh Indonesia dan Australia. Semua orang dihargai keberadaannya tanpa memandang jenis kelamin, pendidikan, status sosial ekonomi, ras, etnis dan identitas budaya, afiliasi politik dan agama mereka.
Kedua, penanganan terhadap kesetaraan gender dan inklusi sosial merupakan suatu investasi cerdas. Riset membuktikan bahwa mengintegrasikan kesetaraan gender dan inklusi sosial ke dalam bisnis dan ekonomi memberikan keuntungan tinggi. Semakin setara dan inklusif secara sosial, semakin baik pula kondisi ekonomi. Sebagai contoh, McKinsey & Company meneliti lebih dari 1.000 perusahaan di seluruh dunia dan menemukan bahwa perusahaan yang pekerjanya lebih beragam cenderung menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi dan bernilai dalam jangka lebih panjang. Demikian juga, penelitian yang dilakukan di Queensland pada tahun 2016 menemukan bahwa keterwakilan perempuan yang lebih besar dalam dewan direksi memberikan manfaat nyata bagi perusahaan, pemerintah, dan organisasi nirlaba. Semakin banyak bisnis yang mengadopsi GESI ke dalam penyusunan kebijakan dan praktik perusahaan mereka karena alasan-alasan ini.
Bagaimana Katalis menerapkan perspektif GESI dalam aktivitasnya?
Lebih dari sekedar perspektif, GESI mendasari semua aktivitas Katalis. Peningkatan partisipasi, akses, dan peluang bagi perempuan dan mereka yang berasal dari latar belakang yang kurang beruntung, terutama namun tidak terbatas pada mereka yang memiliki kemampuan berbeda, diarusutamakan ke dalam semua aktivitas investasi perdagangan dan kegiatan peningkatan keterampilan. Prinsip ini sejalan dengan kebijakan dan kerangka hukum Indonesia dan Australia yang mengadopsi pendekatan ganda pengarusutamaan dan menyasar GESI. Kebijakan dan Strategi Aksi Kesetaraan Gender dan Inklusi Sosial, Perlindungan Anak juga dilembagakan secara utuh. Tim GESI secara aktif memberikan dukungan teknis kepada seluruh tim.
Dari perspektif kesetaraan gender dan inklusi sosial, apa hal utama yang harus dipertimbangkan oleh para pelaku bisnis yang ingin memperoleh dukungan bagi ide-ide aktivitasnya?
Penting bagi para pelaku bisnis, dan kenyataannya semakin lazim di kalangan dunia usaha, untuk menyadari bahwa keseteraan gender dan inklusi sosial merupakan investasi cerdas. Kaum perempuan serta mereka yang memiliki keterbatasan dan kemampuan berbeda merupakan sumber daya yang belum optimal dimanfaatkan. Melalui kebijakan dan praktik yang tepat, mereka akan mampu memberikan manfaat berkelanjutan bagi perusahaan. Ini hasil penelitian yang telah teruji secara baik seperti yang telah disebutkan di atas.
Jika pelaku bisnis ingin mengajukan untuk memperoleh dukungan dari Katalis, mereka perlu mengidentifikasi bagaimana ide yang mereka usulkan dapat berkontribusi pada pencapaian GESI. Bagaimana bisnis yang diusulkan dapat memastikan partisipasi, akses, dan peluang yang setara bagi perempuan dan kelompok yang kurang beruntung seperti mereka yang memiliki kemampuan berbeda? Bagaimana perempuan dan kelompok-kelompok yang kurang beruntung itu dapat memperoleh manfaat dari gagasan yang diajukan? Para pelaku bisnis perlu mengingat bahwa GESI adalah salah satu kriteria investasi Katalis yang harus dipenuhi.
Perubahan dimulai dari rumah. Dapatkah Anda membagikan beberapa cara praktis bagi pelaku bisnis dan organisasi lain untuk memperhatikan masalah seputar ketidaksetaraan dan pengucilan sosial di lingkungan mereka sendiri?
Memang benar bahwa perubahan dimulai dari rumah. Kenyataan juga menunjukkan bahwa pekerjaan rumah tangga sebagian besar tetap menjadi tanggung jawab perempuan di seluruh dunia. Semakin banyak pelaku bisnis yang menyadari hal ini dan mulai mengadopsi kebijakan dan praktik yang ramah bagi pekerja perempuan seperti jam kerja fleksibel dan penyediaan jasa penitipan anak, serta memberi dukungan untuk korban kekerasan dalam rumah tangga. Pelaku bisnis mungkin juga perlu mengadopsi perspektif menyeluruh tentang serikat pekerja – perspektif yang melihat mereka sebagai mitra pendukung bisnis dan bukan sebagai hambatan. Serikat pekerja dapat dimanfaatkan sebagai kelompok pendukung untuk meningkatkan keterampilan, kapasitas dan produktivitas pekerja, termasuk bagi perempuan dan penyandang disabilitas. Pendekatan semacam ini berfungsi untuk menumbuhkan loyalitas pekerja dan mengurangi tingkat perputaran pekerja, serta menciptakan lingkungan kerja yang harmonis dan inklusif.