BLOG

6 Juni 2025

Care Champions: Lenny Rosalin

Katalis mendukung hubungan perdagangan dan investasi antara Indonesia dan Australia, termasuk di sektor ekonomi perawatan. Dalam seri blog Care Champions, Lead Adviser Katalis bidang GESI and Trade Holly Krueger berbincang dengan para pemimpin kedua negara yang menyuarakan kebijakan dan kemitraan untuk memajukan sektor ekonomi perawatan.

 

Memajukan perawatan

Pekerjaan merawat merupakan pondasi penting bagi kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat, namun seringkali kurang dihargai. Bagi Lenny Nurhayanti Rosalin, pengakuan dan formalisasi terhadap pekerjaan perawatan adalah kunci dalam membuka potensi ekonomi serta mencapai kesetaraan gender di Indonesia. Selama menjabat sebagai Deputi Bidang Kesetaraan Gender (2021-2024) Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia, Lenny memimpin berbagai inisiatif penting seperti G20 Care Economy Initiative dan penyusunan Roadmap Ekonomi Perawatan Nasional untuk mengangkat isu ini dalam kerangka kebijakan nasional dan regional.


“Sejak awal saya menyadari bahwa ekonomi perawatan berperan penting untuk memastikan kesejahteraan sosial dan stabilitas ekonomi di Indonesia.” – Lenny Rosalin, Deputi Bidang Kesetaraan Gender, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (2021-2024)

 

Meski advokasi Lenny terhadap sektor perawatan telah dimulai jauh sebelum Indonesia memegang Presidensi G20 pada tahun 2022, forum global tersebut memberikan momentum strategis untuk menempatkan isu perawatan ke dalam agenda internasional. Dalam presidensinya, Indonesia meluncurkan inisiatif G20 Care Economy yang menyoroti beban pekerjaan perawatan tanpa upah sebagai hambatan utama partisipasi perempuan dalam dunia kerja. Komitmen pemerintah terus belanjut selama Indonesia menjadi Ketua ASEAN pada tahun 2023.

Tahun 2023-2024, fokus terhadap isu perawatan ini dituangkan dalam Roadmap Ekonomi Perawatan Nasional – sebuah dokumen kebijakan komprehensif yang mencakup tujuh area strategis: layanan pengasuhan anak, layanan perawatan lansia, layanan bagi kelompok rentan, perlindungan maternitas, keterlibatan orang tua dalam pengasuhan anak, pengakuan pekerja perawatan, serta perlindungan sosial. Penyusunan dokumen inipun telah melalui berbagai kegiatan konsultasi yang melibatkan banyak pihak seperti Kementerian dan Lembaga (K/L), sektor swasta, LSM, para ahli dan akademisi, guna memastikan pendekatan yang digunakan menyeluruh dan Inklusif.

 


Merintis kebijakan dengan dampak berkelanjutan

Salah satu kontribusi signifikan lainnya selama masa jabatan Lenny terkait pengembangan UU No. 4 Tahun 2024 tentang Kesejahteraan Ibu dan Anak, sebuah kebijakan penting yang dirancang untuk mengatasi pencegahan stunting melalui cuti hamil dan cuti ayah, akses terhadap layanan pengasuhan anak, dan dukungan menyusui di tempat kerja. Bahkan setelah resmi pensiun pada bulan April 2024, Lenny tetap aktif saran kepada pemangku kepentingan terkait tentang langkah selanjutnya untuk menerapkan ketentuan undang-undang yang diformalkan pada bulan Juli 2024 tersebut.

Salah satu pencapaian paling transformatif selama masa kerja Lenny adalah diintegrasikannya ekonomi perawatan ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJN 2025-2045) dan menengah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2025-2029).


“Di Indonesia, semuanya harus tertuang dalam dokumen perencanaan untuk memastikan alokasi anggaran tahunan pemerintah sesuai dengan prioritas nasional. Kini ekonomi perawatan sudah menjadi bagian dari prioritas tersebut.” – Lenny Rosalin, Deputi Bidang Kesetaraan Gender, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (2021-2024)

 

Peluang kolaborasi Indonesia–Australia

Lenny melihat potensi besar kerjasama antara Indonesia dan Australia di sektor perawatan, terutama dalam bidang pendidikan dan pelatihan, pengembangan tenaga kerja, inovasi digital, serta pembelajaran kebijakan.

Pendidikan dan pelatihan merupakan prioritas utama. Dengan meningkatnya kebutuhan akan tenaga kerja perawatan yang terlatih, Lenny melihat potensi besar untuk mobilitas keterampilan secara bilateral. Meskipun sudah banyak tenaga kerja perawatan Indonesia di Timur Tengah dan Asia, jumlah perawat Indonesia yang bekerja di Australia masih terbatas. Menurut Lenny, Perjanjian Pengakuan Timbal Balik (MRA) dan program pelatihan bersama dapat membuka peluang baru, baik untuk memenuhi kebutuhan perawatan sektor lansia maupun kesehatan di Australia.


“Ada peluang besar untuk bekerja sama dalam peningkatan keterampilan dan pengakuan tenaga kerja perawatan Indonesia agar dapat memenuhi kebutuhan tenaga kerja Australia. Pada kesempatan yang sama, keterampilan dan pengalaman tersebut dapat diinvestasikan kembali ke sektor perawatan yang sedang berkembang di Indonesia.” – Lenny Rosalin, Deputi Bidang Kesetaraan Gender, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (2021-2024)

 

Inovasi digital juga menawarkan potensi. Ekonomi digital Indonesia yang berkembang pesat jika dipadukan dengan sistem dan majunya teknologi kesehatan Australia dapat menciptakan solusi seperti layanan perawatan jarak jauh, pemantauan kesehatan lansia, dan sistem rekam medis digital, yang semuanya berguna bagi kedua negara.

Selain itu, Lenny juga menekankan pentingnya dialog kebijakan dan kerja sama kelembagaan. Seiring pelaksanaan Peta Jalan Ekonomi Perawatan 2025-2045 dan Undang-Undang Kesejahteraan Ibu dan Anak, ada ruang bagi Indonesia dan Australia untuk saling belajar terkait desain kebijakan, pembiayaan, regulasi, serta integrasi layanan perawatan ke dalam perencanaan pembangunan yang lebih luas.

 

“Kedua negara bisa saling belajar. Australia berpengalaman dalam hal formalisasi layanan perawatan dan peningkatan standar kualitas, sementara Indonesia kuat dalam hal pendekatan berbasis komunitas untuk perawatan lansia di rumah. Bersama, kita dapat mengembangkan sistem perawatan yang lebih Inklusif dan berkelanjutan.” - Lenny Rosalin, Deputi Bidang Kesetaraan Gender, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (2021-2024)


Mengapa Ekonomi Perawatan penting untuk pertumbuhan ekonomi inklusif

Lenny menekankan besarnya kesenjangan gender dalam ketenagakerjaan Indonesia, di mana partisipasi perempuan tertinggal sekitar 30 persen dari laki-laki. Tanpa intervensi kebijakan yang progresif, dibutuhkan puluhan tahun untuk menutup kesenjangan yang ada.

 

“Jika kita bisa mengatasi hambatan sektor perawatan untuk memberdayakan perempuan masuk ke pasar tenaga kerja, kita bisa meningkatkan partisipasi tenaga kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.” - Deputi Bidang Kesetaraan Gender, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (2021-2024)


Bagi Lenny, integrasi menyeluruh ekonomi perawatan ke dalam agenda pembangunan nasional adalah langkah penting menuju ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan — di mana kontribusi perempuan dihargai, dan kerja perawatan diakui sebagai pondasi kesejahteraan bangsa.

 Katalis mendukung perdagangan dan kolaborasi bilateral yang lebih kuat antara Indonesia dan Australia, termasuk dalam sektor ekonomi perawatan. Kunjungi laman 'ekonomi perawatan’ kami untuk informasi lebih lanjut, termasuk tautan seri webinar dan makalah tentang peluang dalam perawatan lansia, kesehatan, serta Pendidikan dan perawatan anak usia dini.

  

Tentang Lenny Rosalin

Lenny Rosalin menjabat sebagai Deputi Bidang Kesetaraan Gender di Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (2021-2024) dan Deputi Bidang Pemenuhan Hak Anak dari tahun 2014 hingga 2021. Karir suksesnya dalam pemerintahan bermula di Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, dan selama masa jabatannya Lenny dikenal sebagai pelopor dan pejuang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di Indonesia. Saat ini, ia merupakan Konsultan Senior untuk Asian Development Bank di Indonesia.

Our goal is to maximise IA-CEPA benefits for Indonesia and Australia: improved market access, increased two-way trade and investment, and inclusive economic growth in Indonesia.

Subscribe to our newsletter

© Copyright IA-CEPA ECP Katalis