APINDO Ajak Pebisnis Indonesia Perluas Kemitraan Komersial dengan Australia
Pemulihan pasca-pandemi strategis untuk maksimalkan perluasan akses dan integrasi pasar Indonesia-Australia.
JAKARTA, 31 Mei 2022 – Surplus ekspor Indonesia selama dua tahun terakhir, yang mencapai puncaknya pada April 2022, merupakan indikasi kuatnya pemulihan industri manufacturing Indonesia. Diversifikasi tujuan ekspor di luar pasar tradisional seperti Cina, Amerika Serikat, Uni Eropa, Jepang, dan Thailand, dinilai akan memperkuat daya saing Indonesia. Sebagai negara dengan ekonomi terbesar ke-13 di dunia, dan letak yang dekat secara geografis, Australia berpotensi menjadi mitra perdagangan dan investasi yang lebih besar untuk Indonesia.
Dengan strategi penguatan kualitas, merek dan diversifikasi produk, serta pemahaman akan regulasi perdagangan, Australia dipercaya akan memicu peningkatan ekspor barang Indonesia. Terkait hal tersebut, Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) bersama Program Kerjasama Ekonomi Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA) Katalis menyelenggarakan forum bertemakan “Understanding the Australian Business Environment” pada Selasa (31/5) di Jakarta.
“APINDO sebagai asosiasi pengusaha multisektoral turut mendukung IA-CEPA sebagai perjanjian yang komprehensif dan dapat mencakup berbagai masalah termasuk dan di luar perdagangan dan investasi, melampaui fitur FTA tradisional. IA CEPA diharapkan dapat menjadi platform baru menuju kemitraan ekonomi yang mencerminkan kekuatan kedua negara,” kata Eddy Hussy, Sekretaris Umum APINDO. “Tahap implementasisudah di depan mata. Sekarang waktunya mengoptimalkan manfaat dari IA CEPA.”
Selain mempertajam strategi bisnis dan pemahaman regulasi, APINDO juga mengajak para pelaku usaha Indonesia untuk memaksimalkan manfaat IA-CEPA melalui keahlian dan dukungan yang ditawarkan Katalis, sebuah program pengembangan perdagangan dan investasi yang didukung pemerintah Indonesia dan pemerintah Australia.
“Katalis percaya perluasan akses pasar, peningkatan integrasi pasar Indonesia-Australia, serta perbaikan keterampilan untuk mendorong pemulihan akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Kami bekerja melalui identifikasi dan pengembangan peluang pasar baru, serta penyediaan dukungan bagi kemitraan bisnis bilateral di berbagai sektor prioritas, seperti pertanian, energi hijau, ekonomi digital, kesehatan, dan keterampilan untuk mendukung pemulihan ekonomi pasca-pandemi,” kata Paul Bartlett, Direktur Program Kerjasama Ekonomi Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia Katalis. Bentuk dukungan yang tersedia bagi kegiatan dengan nilai komersial dan bilateral Indonesia-Australia antara lain berupa analisis dan advokasi kebijakan/peraturan, penelitian pasar, analisis rantai pasok, studi kelayakan, strategi masuk pasar, pelatihan industri dan peningkatan kapasitas, pertukaran keterampilan, pengembangan kursus sesuai kebutuhan, dan masih banyak lagi.