Banyak bisnis di bidang properti, perbankan, asuransi dan kesehatan masih menggunakan alur kerja berbasis kertas, yang rentan terhadap kesalahan, keterlambatan saat otorisasi diperoleh, kendala penyimpanan fisik, dan dalam skenario terburuk, pencurian atau penipuan. Bagi konsumen, persyaratan untuk menyediakan berbagai sumber identifikasi saat pertama kali berurusan dengan bisnis meningkatkan risiko pencurian identitas.

Privy, sebuah perusahaan Indonesia yang mengembangkan identitas digital terverifikasi, perlindungan data pribadi, dan sistem manajemen dokumen, berupaya menjembatani celah ini dan ingin meluncurkan aplikasinya di pasar negara maju yang tidak memiliki akses ke basis data ID nasional sebagai bagian dari perluasannya strategi. Ia telah memilih Australia sebagai pasar negara maju ini – pasar internasional pertamanya.

Katalis berinvestasi dalam laporan masuk pasar yang akan memfasilitasi dan mengurangi risiko penetrasi Privy ke pasar Australia, di mana Privy akan berkontribusi dalam mendigitalkan transaksi, meningkatkan keamanan digital, dan mencegah penipuan. Privy akan meningkatkan privasi dan keamanan untuk bisnis dan konsumen dengan mengurangi waktu transaksi, memangkas biaya, dan meniadakan proses verifikasi berbasis kertas.